CDHX
Suatu siang di salah satu cafe yang berdekatan dengan kompleks perkantoran, Deny dan Monica sedang mendiskusikan atasan mereka yang baru 3 bulan memimpin unit marketing.
“Saya tidak habis pikir dengan Pak Rudi. Dua hari yang lalu meminta agar saya fokus mengelola kelompok klien automotif, tapi tadi pagi dia bilang saya harus fokus pada klien perbankan dengan alasan yang kurang jelas.” Cerita Deny.
“Kamu masih lebih baik Den. Saya kemarin ditegur didepan yang lain karena terlambat 20 menit masuk kantor, tapi tadi saya lihat dia terlambat hampir lebih dari 30 menit.” Timpal Monica.
Deny berkata, “Sekarang saya jadi bingung apa yang harus saya lakukan. Tidak ada arahan yang jelas bagaimana caranya handle account perbankan. Apalagi background saya adalah teknik. Sebenarnya maunya Pak Rudi itu apa sih?” Sungut Deny kesal.
“Sudahlah Den, kita kan hanya staf yang harus ikut maunya Bos. Terkadang untuk level kita harus lebih banyak bersabar.” Sahut Monica untuk meredakan emosi Deny.
Perbincangan diatas mungkin terjadi juga di organisasi kita, ketika karyawan sering kali membicarakan gaya kepemimpinan dari atasannyayang dirasa kurang “update” dengan dinamika timnya. Seringkali para pemimpin merasa dirinya sudah melakukan hal yang benar. Apalagi dengan kesuksesan yang dicapai di tahun-tahun sebelumnya, hal itu semakin melengkapi pembenaran terhadap dirinya.
Hal yang perlu diingatkan kembali bagi pemimpin seperti di atas, bahwasanya kondisi organisasi, lingkungan, tantangan dan karakter tim akan selalu berubah seiring dengan berjalannya waktu. Michael Hammer mengatakan “Jika Anda pikir Anda hebat, berarti Anda akan mati.” Keberhasilan di masa lalu tidak punya implikasi terhadap keberhasilan di masa depan. Sekali lagi, para pemimpin perlu mencermati kalimat Hammer tersebut, agar “update” dengan perubahan yang ada.
Bila kita mencermati dinamika kepemimpinan saat ini, pemimpin yang “update” adalah pemimpin yang mampu melihat kekurangan dirinya, dan selalu mendorong dirinya untuk belajar dengan kondisi dan situasi yang ada. Menurut John Maxwell, “Leadership is influence. Everything rises and falls on leadership.”
Hal yang sama juga dikatakan Ken Blanchard dalam bukunya One Minute Manager yang menyatakan, ”The key to successful leadership is in influence, not authority”. Bagaimana seorang pemimpin mampu memberikan pengaruh yang kuat kepada timnya, bila dia tidak “update” dengan kondisi yang ada? Jawabannya adalah tingkat pengaruhnya semakin pudar atau cenderung memaksakan kehendaknya dengan memanfaatkan kekuasaan yang dimilikinya.
Beberapa indikator yang dapat meningkatkan pengaruh dan keteladanan seorang pemimpin:
Pertama, seberapa besar kredibilitas dan integritas seorang pemimpin di mata timnya? Mengutip ucapan Presiden AS ke 34 Dwight D Eisenhower yang menyatakan “The supreme quality for leadership is unquestionably integrity.” Dengan kata lain tanpa integritas maka pengaruh keteladanan pemimpin akan hilang. Bila seorang pemimpin mampu menjaga integritas dan kredibilitas secara konsisten, maka ia akan memberikan keteladanan yang kuat bagi tim yang dipimpinnya.
Kedua, seberapa jelas visi dapat mencapai kesuksesan? Joel Arthur Barker dalam bukunya Discovering the Future mengatakan, “Vision without action as merely a dream. Action without vision just passes the time. Vision with action can change the world.” Dengan kata lain pemimpin perlu memiliki visi serta menjabarkannya menjadi rencana aksi yang jelas. Kekuatan visi dari seorang pemimpin merupakan panduan dan arah yang jelas terhadap apa yang ingin dicapai, sehingga dapat memberikan gambaran visual yang dapat mendorong pencapaian kesuksesan.
Ketiga, seberapa banyak pemimpin memberikan peluang dan keyakinan bahwa timnya dapat berkembang? Menurut Wareen G Bennis “Leaders should always expect the very best of those around them. They know that people can change and grow.” Jika seorang pemimpin mampu memberdayakan timnya menjadi sehebat dirinya, atau bahkan melebihi dirinya, maka pantas kita sebut sebagai Great Leader. Pemimpin ini akan memberikan pengaruh keteladanan yang luar biasa bagi yang lain.
Ketiga indikator di atas merupakan cermin bagi kita sebagai pemimpin. Apakah saat ini kita telah memimpin dengan memberikan pengaruh dan keteladanan yang baik bagi tim? Selamat melakukan introspeksi diri sebagai seorang pemimpin di era yang penuh dengan perubahan!
Penulis:
Bayu Setiaji
Chief of Learning & Development Solution
Editor:
Ivan Mulyadi
Jika ada informasi yang ingin ditanyakan, silakan Chat WA Customer Service & Social Media kami:
Subscribe our latest insight and event
FOLLOW US
© 2024 ONE GML Consulting